Designer Indonesia Yang Mendunia

Designer Indonesia Yang Mendunia

Mereka adalah para ahli di bidang tata busana. Mereka memang bukan desainer biasa. Para perancang busana ini adalah para ‘superhero’ fashion designer. Yuk, kenali enam orang ini lewat karya-karya mereka yang sudah mendunia;

  • Tex Saverio
    Tex Saverio
    Tex Saverio atau yang biasa dikenal dengan julukan Alexander McQueen versi Indonesia merupakan salah satu desainer yang telah mendunia. Karya-karyanya telah banyak digunakan artis –artis wanita di dunia. Beberapa diantaranya adalah Lady Gaga, dan Jennifer Lawrance dalam dilm The Hunger Games: Catching Fire.
  • Harry Darsono
    Harry Darsono
    Pria yang lahir pada tanggal 15 Maret 1950 ini adalah perancang adibusana kelahiran Jawa Timur. Namanya  sudah dikenal sangat luas. Berawal dari desain haute couture  dan seniman tekstil pada 1947, busana karya Harry Darsono Couture (HDC) mulai dipakai kaum sosialita-sosialita di dunia. 
  • Adjie Notonegoro
    Adjie Notonegoro
    Adjie Notonegoro telah menciptakan karya-karya busana yang begitu memesona. Tidak hanya dipakai di kalangan artis atau bintang film dunia, karya busananya juga pernah digunakan beberapa kepala negara mulai dari Gus Dur (Abdurahman Wahid), Bill Clinton, hingga Fidel Castro.
  • Arantxa Adi
    Arantxa Adi
    Di tahun lalu, Arantxa Adi, seorang perancang dari Indonesia yang telah mendunia kembali menunjukkan kepiawaian lewat karya-karyanya. Dari hasil karyanya Ia berhasil menggaet perhatian merek jins internasional yaitu Citizens of Humanity.
  • Didi Budiardjo
    Didi Budiardjo
    Pria yang lahir di Malang ini dikenal sebagai perancang muda diantara pakar-pakar busana Indonesia. ia telah memberikan nuansa baru pada gaya busana Indonesia dengan desain-desainnya yang fresh, modern dan unik. Berawal dari busana siap pakai, namanya terus melambung dan tidak hanya berhenti dan merasa puas disitu. Ia mencoba untuk membuat busana-busana pernikahan. Karya-karya selanjutnyalah yang membuat namanya semakin dikenal di penjuru negeri.
  • Ghea S. Panggabean
    Ghea S. Panggabean
    Desainer ini memiliki ciri khas tersendiri, ia selalu memasukan etnik Indonesia di setiap karya-karyanya. Ia bertujuan untuk mengenalkan etnik-etnik Indonesia hingga ke pelosok negeri. Busananya mampu menggaet banyak pecinta busana di seluruh dunia. Maka, tidak heran jika nama ini tak asing lagi didengar bukan hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia.
 
Demikian para ‘superhero’ fashion designer ini. Apakah Anda terinspirasi dari hasil karya mereka? Mungkinkah Anda yang akan menjadi desainer ternama selanjutnya? Lanjutkan berkarya...

Hijab: Between Faith and Fashion, Hmm...



Hana Tajima, one of the famous names behind today's hijab culture. (Photo courtesy of hanatajima.com).



Indonesian singer Dewi Sandra stepped out of a car in one evening in Paris. Looking stylish as always, she wore her gray hijab underneath a small hat. First impression: chic and playful.
It has been five months since she decided to become a hijabi, being one of fashionable hijab wearers promoting the hijab spirit that is far from the stigma of oppression. Her trip to the fashion capital has allowed her to share her hijab journey with other Muslim women.
While Dewi and many hijabis took their faith to the next level by doing what they call as "syiar through hijab", critics seem to have stalled them, lamenting these women for promoting the so-called "hijab gaul" (hip hijab) that deviates from Islamic principles. Even prominent cleric Yusuf Mansur became the target of such criticism for his Islamic clothing line Mae, with critics questioning his colorful, fashionable collections.
The "correct" hijab, according to them, is one that is big enough to cover the woman's silhouette and doesn't strangle her neck, non transparent, not colorful, and not decorated by patterns and other adornments. In addition, it mustn't be perfumed and mustn't copy headscarves worn by non-Muslims (like that of Catholic nuns). Consequently, we could now find "hijab gaul vs. hijab syar'i" debates in Indonesia, which is set to be the Islamic fashion capital by 2020.
"Actually, I'm still learning by doing, but people have quickly judged everything," Dewi, 33, said. "People tend to not respect the process, the efforts..."
Dewi's hijab journey itself is worth an appreciation. In her 15 years of career as a singer, model and presenter, she often felt uncomfortable every time she was wearing tiny, tight dresses. Every time she stepped down from the stage, she felt herself divided in two.
"I felt like there were two Dewi Sandras — one who was wearing revealing clothes, and another one wanting to cover her body," she opened up.
Finally came one moment when she decided to don hijab, just when she still had a contract with a hair product brand. She opened her closet and got rid off her sexy clothes.
"I quickly put them out of my sight, as I was afraid I would be tempted [to wear them again]."

(Image supplied by Dian Kuswandini). (Image supplied by Dian Kuswandini).

French Muslim convert Lana, not her real name, made another effort. Falling in love with both Islam and fashion, she once posted her stylish hijab tutorial on YouTube. But instead of receiving compliments, she received harsh criticism. "It gave me headache. They said my hijab was wrong — it should be big, not colorful... I've given up posting videos since then," she said.
In a nod to Lana and Dewi's efforts, young Islamic fashion designer Dian Pelangi prefers not to put distinctions in hijab. "The term 'hijab gaul' seems to carry a negative meaning, while it actually brings fresh air — there are more and more Muslim women attracted to hijab now. Some say these women are just following a trend, but it's better to follow a positive thing than a negative one," emphasized Dian, who accompanied Dewi that evening.
Dian recalled dozens years ago when Islamic attire was still exclusive, available only in designers' boutiques with expensive prices, and in limited styles. However, thanks to Islamic pop-culture movement, with Muslim female netizens across the globe sharing their different ways of wearing hijab, the hijab popularity started to grow in Indonesia around 2006 and 2007.
Islamic attire has since been found everywhere, and has become more attractive and affordable. The mushrooming Islamic fashion blogs have inspired Indonesian hiiabis, with Japanese-British convert Hana Tajima being one of inspirations because of her chic and out-of-the-box look. Hana, also a designer, has made her way to numerous international media, promoting the fresh, "friendlier" look of hijab.

Ustadz Yusuf Mansur's hijab line Mae receives criticism. (Photo courtesy of geraimae.com). Ustadz Yusuf Mansur's hijab line Mae receives criticism. (Photo courtesy of geraimae.com).

Dian Pelangi herself remembered her first fashion show in 2009, when many were captivated by her colorful, ready-to-wear creations. Since then, more young Islamic fashion designers have come on the scene, and late 2010 saw the launching of Indonesia's Hijabers Community.
"I'm optimistic that more and more women will wear hijab," Dian said.
"We can have our different kind of fashion, and we have set the target [with the government] to make Indonesia the Islamic fashion capital by 2020."
In the meantime, however, she called people not to undervalue fashionable hijab wearers, as everyone has her own process. "You can't tell people to go directly from elementary school to senior high school," she said.
"Imagine you're in the dark, then flashed by sudden bright light — it will blind your eyes. But if the light comes gradually, you would see your surrounding clearly."
Faith indeed requires patience. As many Muslims tend to build too many walls and not many bridges, it's time to start respect one's spiritual process and allow meaningful experiences take place.

Menjadi Kiblat Mode Hijab, Indonesia berbenah

Tantangan HijUp Bawa Indonesia Jadi Kiblat Fashion Muslim Dunia

HijUp ingin jadi 'pemain', bukan hanya sekadar pasarnya saja.
By Putri NabillA30 Oktober 2015 19:30
Salah satu peragaan busana HijUp di JFW 2016 (image.net)
Money.id - Situs ecommerce mode muslim HijUp.com ingin menjadikan Indonesia sebagai kiblat mode muslim di dunia. CEO HijUp.com Diajeng Lestari mengatakan, fashion muslim di Indonesia sangatlah potensial dan bersifat dinamis.
"Kami yakin dengan SDM yang ada, Indonesia mampu menjadi kiblat untuk mode muslim. HijUp ingin jadi player, bukan hanya sekadar pasarnya saja," ujar Diajeng dalam talk show di Jakarta Fashion Week 2016, Senayan City, Jakarta, Jumat 30 Oktober 2015.
HijUp hadir dengan mengangkat tema Simulacrum yang berasal dari bahasa latin yang artinya similar atau sama. Terinspirasi dari sculpting dan eco-firendly buildings yang kental bernuansa bersih, minimalis, modern dan futuristik.
Desain yang diciptakan HijUp terwujud dalam berbagai cutting yang unik serta pola arsitektural secara nyaman. Ragam busana office wear dan cocktail dress hadir dengan warna-warna putih, hazy taupe, blue hydrangea.
HijUp menggandeng empat belas desainer dengan tenant bertajuk konsep sculptural fashion, terdiri dari Hannie Hananto, Elmeira, Flamingo, Harika, Indij, Kami Idea, Lustig, Nadjani, Novalia, SAE, Shafa, Silly Sally, Syafina dan Una Style.
"Tenant yang terpilih berdasarkan berbagai tahapan, mulai dari pengiriman sketsa desain, sampai proses akurasi dengan tema Simulacrum," ujar Diajeng.
Hingga kini, HijUp telah memiliki lebih dari 200 merek lokal, dan mampu menggaet pelanggan tidak hanya dari Indonesia, melainkan juga negara-negara dunia lainnya, seperti Singapura, Malaysia, Inggris, hingga Uni Emirat Arab.
Ia juga mengemukakan bahwa tantangannya dalam mewujudkan Indonesia sebagai kiblat mode muslim di dunia sangat besar. “Saat saya hadir dalam Global Islamic Economy Summit 2015 di Dubai pada dua pekan lalu, saya melihat bahwa apresiasi dunia terhadap karya-karya mode muslim dari Indonesia sangat besar,” kata Diajeng.
Namun di sisi lain, Diajeng menyadari bahwa bukan Indonesia saja yang mendeklarasikan akan menjadi kiblat mode muslim, melainkan negara-negara lain pun begitu, seperti Turki dan Uni Emirat Arab. “Bahkan Italia juga turut diperhitungkan karya-karya mode muslimnya,” ujarnya.
Untuk semakin memajukan industri mode muslim, HijUp membuat langkah nyata, salah satunya dengan terlibat mengikuti Jakarta Fashion Week 2016. Diajeng berharap kehadiran HijUp di JFW 2016 kali ini dapat memperkenalkan mode muslim Indonesia kepada khalayak umum.
“Ke depannya, HijUp berkomitmen untuk terus memberikan dukungan melalui partisipasi aktif di acara-acara mode berskala nasional hingga internasional. Selain itu, HijUp juga akan terus melakukan pengembangan melalui sistem IT agar dapat menjadi hub yang reliable dan menjadi sarana promosi untuk industri mode muslim di seluruh dunia,” tuturnya. (dwq)

Cara Membuat Aksesoris Wanita Yang Hemat Biaya

Cara Membuat Aksesoris Wanita Yang Hemat Biaya
Siapa wanita yang tidak suka dengan aksesoris? Hampir semua menyukai wanita bahkan begitu pula Anda. Kini, aksesoris wanita menjadai salah satu penunjang yang baik untuk tampil lebih cantik dan menarik. Berbagai bentuk aksesoris yang ada di pasaran kadang pula membuat kreatif seorang wanita untuk memadukannya dengan gaya busana yang sesuai dengan kepribadian.

cara menghemat membeli accesoris
cara menghemat membeli accesoris
Karena adanya kebutuhan seperti itu maka tidaklah heran jika banyak toko aksesoris menjadi peluang usaha yang bagus pula. Seringkali dapat djumpai toko aksesoris khusus wanita yang berada di dalam mall bahkan karena peminat yang banyak pula membuat toko aksesoris sering penuh dengan wanita – wanita penggemar aksesoris.
cara menghitung membeli accesoris wanita
cara menghitung membeli accesoris wanita
Salah satu aksesoris wanita banyak menarik perhatian atau paling laris penjualannya di toko aksesoris wanita ialah aksesoris yang terbuat dari kain flanel. Karena peminat aksesoris yang satu ini, ,membuat harganya pun menjadi mahal. Untuk itu tidak ada salahnya, jika Anda jadi lebih sedikit kreatif dengan membuat aksesoris ini dengan cara Anda sendiri. Cara memuat aksesoris wanita dari kain flanel bisa menjadi alternatif Anda selain menghemat uang juga membua aksesoris dengan versi Anda sendiri yang pastinya membuat Anda tampil lebih cantik lagi.
Sebagai info untuk Anda yang menyukai tantangan dengan mencari tahu cara membuat aksesoris wanita adalah tidaklah terlalu sulit. Terlebih lagi dengan bahan kain flanel yang mudah didapat serta harganya yang tergolong terjangkau. Hasilnya pasti akan jauh lebih memuaskan dengan membuatnya dari tangan Anda sendiri terlebih lagi apabila Anda sudah membayangkan sebelum membuatnya seperti bentuk dan permainan warna yang cocok untuk Anda.

Cara Membuat Aksesoris Wanita

Berikut cara membuat aksesoris wanita dari kain flanel berbentuk bunga mawar yang cantik.
1. Persiapan
Persiapkan bahan – bahan yang diperlukan seperti kain flanel, benang jahit, benang ulam, jarum dan gunting dan jangan lupa siapkan lem kertas yang berguna merapikan lipatan yang nanti dibuat.
2. Membuat Kuncup Bunga
Potong kain flanel menjadi pola persegi panjang, ukurannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Lalu lipat itu menjadi bentuk segitiga yang nantinya lebih mirip kuncup bunga.
3. Membuat Mahkota Bunga
Lalu buatlah bentuk mahkota bunga dengan cara memotong kain flanel dengan berbagai ukuran yang disesuaikan dengan potongan pola kuncup agar menyerupai mahkota bunga.  Setelah tahap pemotongan, Anda bisa langsung menjahitkan bentuk mahkota tersebut ke kuncup bunga, usahakan Anda menjahitnya dengan melingkar dan rapi sampai mengelilingi kuncup bunga. Ada hal yang harus diperhatian ketika menjahit, usahakan Anda menjahitnya mulai dari bagian yang paling dasar mahkota lalu naik ke atas kuncup.
4. Membuat Bentuk Daun
Setelah buga telah jadi, kini saatnya Anda membuat daun. Caranya adalah potong kain flanel yang berbentuk hijau dan potong sebagian menyesuaikan pola daun. Daun ini akan digunakan sebagai alas dari kuncup yang tadi Anda buat sesuaikan posisi alas kuncup dengan daun lalu jahitlah kea rah pingggiran daun.
5. Finishing
cara menghemat membeli accesoris wanita
cara menghemat membeli accesoris wanita
Anda hampir berhasil menyelesaikan cara membuat aksesoris wanita dari kain flanel ini, sentuhan terakhir yang Anda bisa lakukan dengan mengelem bagian mahkota dan daunnya dengan kuncup bunga. Walau sudah dijahit, akan lebih tampak sempurna apabila ada sedikit rekatan dari lem sehingga tampak bagus dan sempurna. Usahakan penggunaan lem janganlah terlalu banyak, gunakan seperlunya dan buat jejak lem untuk merekat itu tampak samar.
Selamat! Anda sudah menjadi pengrajin aksesoris yang handal. Begitu mudah bukan? Anda bisa lebih kreatif membuat bentuk aksesoris lainnya dengan cara membuat aksesoris wanita yang sama seperti tadi.

Jam Tangan Digital